A. Golongan Cabai Keriting
Cabai keriting merupakan tanaman musiman dengan tinggi dapat mencapai satu meter, daun berwarna hijau tua, berbentuk bujur telur dan bunga soliter dengan daun bunga putih. Tanaman cabai keriting merupakan tumbuhan perdu yang berkayu, tumbuh di daerah dengan iklim tropis. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang biak didataran tinggi maupun dataran rendah.
Klasifikasi botani tanaman cabai keriting adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta; Sub Divisi : Angiospermae; Kelas : Monocotyledonae; Family : Solaneceae; Genus : Capsicum; Spesies : Capsicum annuum L
B. Teknik Budidaya
1. Syarat Iklim
Pada umumnya cabai keriting dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai keriting adalah 24-27derajat C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160-230 C.
2. Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai keriting. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai keriting menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 – 6.8.
3. Persiapan Lahan dan Tanam
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
- Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.
- Pengapuran dilakukan jika tanah yang akan ditanami cabai keriting cendrung bersifat asam
- Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 – 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7-14 hari.
- Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110-120 cm, tinggi 40-50 cm, dan panjang disesuaikan dengan lahan.
- Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang. Apabila menggunakan MPHP maka bedengan lansung dicampur dengan pupuk anorganik (Urea, ZA, SP-36, KCL atau pupuk NPK)
4. Penyiapan Benih dan Pembenihan
Benih dapat disemai langsung dalam bumbung (koker) yang terbuat dari
daun pisang, sebelumnya bumbung diisi dengan media campuran tanah halus,
pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK yang dihaluskan serta
Furadan. Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke
dalam bumbungan hingga penuh. Benih cabai keriting yang telah direndam,
disemaikan satu per satu sedalam 1,0 – 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah
tipis. Berikutnya semua bumbung yang telah diisi benih cabai keriting
disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung
goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Setelah itu segera
lindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening
(transparan), pemeliharaan persemaian adalah penyiraman 1-2 kali/hari
atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5
gr/liter air, saat tanaman muda berumur 10 – 15 hari, serta
penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan
untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
5. Pemasangan MPHP
5. Pemasangan MPHP
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu
dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Campuran pupuk
buatan ini disebar merata dengan tanah bedengan, setelah itu tutup
tanah dengan plastik MPHP. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan
dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak
membahayakan (toksis) benih cabai keriting yang ditanam. Setelah di
pasang lalu lakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan alat bantu
khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. dengan cara
menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang
telah ditetapkan.
6. Penanaman
Benih cabai keriting yang siap ditanam ialah yang telah berumur 17 – 23 hari atau berdaun 2 – 4 helai. Jarak tanam untuk cabai keriting adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, benih cabai keriting yang siap dipindah tanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Setelah media semainya cukup kering, benih cabai keriting di tanam dengan kokerannya.
7. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi :
8. Panen
Panen cabai keriting sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai keriting mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai keriting dipilih pada tingkat kemasakan 85% – 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai keriting untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali.
6. Penanaman
Benih cabai keriting yang siap ditanam ialah yang telah berumur 17 – 23 hari atau berdaun 2 – 4 helai. Jarak tanam untuk cabai keriting adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, benih cabai keriting yang siap dipindah tanamkan segera disiram dengan air bersih secukupnya. Setelah media semainya cukup kering, benih cabai keriting di tanam dengan kokerannya.
7. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi :
- Pemasangan Ajir (turus) bertujuan untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah, pemasangan ajir dilakukan pada tanaman berumur 1 bulan setelah tanam hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman sewaktu memanennya.
- Penyiraman (Pengairan) dilakukan pada awal pertumbuhan pada saat cabai keriting menyesuaikan diri tehadap lingkungan, maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan sesuai keadaan cuaca.
- Perempelan Tunas dan Bunga Pertama bertujuan untuk merangsang pertubuhan tunas-tunas dan percabangan diatasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Dilakukan pada umur antara 7 – 20 hari.
- Pemupukan Tambahan (susulan), sekalipun tanaman cabai keriting sudah di pupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan. Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, pada saat pertumbuhan bunga dan buah (generatif) menggunakan pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi.
- Pengendalian Hama dan Penyakit, salah satu faktor penghambat peningkatan produksi cabai keriting adalah adanya serangan hama dan penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai keriting karena serangan penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% – 30%. Strategi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai keriting diajurkan penerapan pengendalian secara terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini mencakup pengendalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik, dan cara kimiawi.
8. Panen
Panen cabai keriting sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai keriting mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali. Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai keriting dipilih pada tingkat kemasakan 85% – 90% saat warna buah merah-kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai keriting untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar