Persyaratan Lokasi :
- Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:
- Dataran rendah dgn ketinggian maksimum 1000 m dpl.
- Daerah yg jauh dr jangkauan pengaruh kemajuan teknologi & perkembangan masyarakat.
- Daerah yg jauh dr gangguan burung-burung buas pemakan daging.
- Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah yg paling tepat.
Gedung Walet :
Dalam merencanakan pembuatan gedung atau rumah walet, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Bentuk dan konstruksi rumah
- Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar yang luasnya bervariasi dari 10 x 15 m2 - 10 x 20 m2. Ketinggian tembok rumah walet praktis sama dengan rumah sriti, yaitu sekitar 5–6 m. Tinggi tembok tersebut belum termasuk wuwungan. Tinggi rendahnya wuwungan sangat mempengaruhi kondisi suhu dan kelembaban gedung walet. Makin tinggi wuwungannya, makin baik bagi rumah walet dan lebih disukai oleh burung walet. Semakin besar jarak antara bubungan dengan plafon berarti rongga antara bubungan dengan plafon bertambah besar. Dengan adanya jarak yang besar, maka volume udara dalam ruangan tersebut juga semakin besar sehingga panas udara tidak sepenuhnya menyinggung plafon.
- Rumah setinggi itu tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi disekitarnya karena burung walet hanya mau memasuki rumah yang lubang masuknya bebas dari pepohonan. Apabila rumah tersebut tertutup oleh pepohonan di sekitarnya perlu dibangun rumah yang lebih tinggi lagi.
- Tembok dibuat dari plester, sedangkan bagian luarnya dari campuran semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur, dan semen dengan perbandingan 3:2:1. Komposisi tersebut mirip komposisi gua-gua walet alam dan sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara dalam ruangan gedung walet. Untuk mengurangi bau semen dapat disiram dengan air setiap hari. Makin sering tembok tersebut disiram dengan air, makin cepat hilang bau semennya. Kerangka atap dan sekat-sekat untuk melekatnya sarang burung walet sebaiknya dibuat dari kayu yang kuat dan cukup tua agar dapat bertahan dalam jangka panjang, tidak mudah dimakan rengat dan tidak perlu cepat diganti. Penggantian yang terlalu sering bisa megganggu ketenangan burung walet.
- Bentuk ruangan dan jalan masuk burung walet
- Ruangan dapat dibuat bertingkat berdasarkan ketinggiannya, minimal 2 m. Setiap tingkat dipetak-petak lagi menjadi beberapa ruangan sehingga akan menciptakan suasana seperti dalam gua-gua batu karang alami.
- Seringkali burung walet terbang berputar-putar di depan gua, sebelum masuk ke dalam sarangnya. Oleh karena itu, gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat untuk berputar-putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Untuk mencegah masuknya cahaya yang terlalu banyak, resting room dibuat berpetak-petak. Antara petak yang satu dengan petak yang lainnya saling berhubungan.
- Lubang untuk keluar masuk burung dibuat di bagian atas, diperhitungkan agar burung-burung dapat bebas keluar masuk tanpa terganggu pepohonan di sekitar bangunan gedung. Ukuran dan bentuk lubang dapat bervariasi. Bila berbentuk bujur sangkar, idealnya berukuran 20 x 20 cm2, bila mamanjang dengan ukuran 20 x 35 cm2, dan bila berbentuk lingkaran garis tengahnya 20 cm.
- Lubang keluar masuk burung jumlahnya tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Yang jelas, semakin sedikit jumlah lubang tersebut semakin baik. Untuk satu ruangan cukup satu lubang saja. Lubang yang terlalu banyak dapat mempengaruhi suhu, kelembaban, dan cahaya dalam gedung yang akan mengakibatkan tidak krasannya walet tinggal dalam gedung tersebut.
- Letak lubang sebaiknya tidak menghadap ke timur, karena pada pagi hari saat burung walet akan keluar, matanya silau terkena cahaya matahari pagi. Dinding lubang sebaiknya dicat hitam agar mudah dilihat oleh burung dari jarak jauh dan akan membantu burung walet cepat mengenal rumahnya. Di samping itu, pengecatan dengan warna hitam dapat pula meredam sinar yang masuk dari luar gedung sehingga ruangan menjadi lebih gelap.
Pemilihan Bibit & Calon Induk :
- Sebagai induk walet dipilih burung sriti yg diusahakan agar mau bersarang di dlm gedung baru. Cara utk memancing burung sriti agar masuk dlm gedung baru tersebut dgn menggunakan kaset rekaman dr wuara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan pd jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung kembali mencari makan.
Perawatan Bibit & Calon Induk Walet :
Memilih Telur Walet
Telur yg dipanen terdiri dr 3 macam warna, yaitu :
- Merah muda, telur yg baru keluar dr kloaka induk berumur 0–5 hari.
- Putih kemerahan, berumur 6–10 hari.
- Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10–15 hari.
Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014x1,353 cm dgn berat
1,97 gram. Ciri telur yg baik harus kelihatan segar & tdk boleh
menginap kecuali dlm mesin tetas. Telur tetas yg baik mempunyai kantung
udara yg relatif kecil. Stabil & tdk bergeser dr tempatnya.
Letak kuning telur harus ada ditengah & tdk bergerak-gerak, tdk
ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di atas dilakukan dgn
peneropongan.
Penetasan Terlur Burung Walet :
- Suhu mesin penetas sekitar 400 C dgn kelembaban 70%. Utk memperoleh kelembaban tersebut dilakukan dgn menempatkan piring atau cawan berisi air di bagian bawah rak telur. Diusahakan agar air didlm cawan tersebut tdk habis.
- Telur-telur dimasukan ke dlm rak telur secara merata atau mendata & jangan tumpang tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dgn hati-hati utk menghindr kerusakan embrio. Di hari ketiga dilakukan peneropongan telur. Telur-telur yg kosong & yg embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya dpt terlihat pd bagian tengah telur terdpt lingkaran darah yg gelap. Sedangkan telur yg embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur dilakukan sampai hari ke-12.
- Selama penetasan mesin tdk boleh dibuka kecuali utk keperluan pembalikan atau mengisi cawan pengatur kelembaban. Stlh 13–15 hari telur akan menetas.
Proses Panen :
- Biasanya ketika panen, ada dua butir telur di dalam sarang. Kita bisa menetaskan telur-telur tersebut. Cara memelihara anak burung walet yang baru menetas yakni dengan disuapi kroto tiga kali sehari, diberikan penghangat yang stabil, dan mulai bisa dilepaskan di dalam rumah walet kita pada malam hari setelah berumur sekitar 40 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar