Rabu, 26 November 2014

Cara budidaya pepaya Calipornia


pepaya Calipornia

Varietas pepaya baru yang kini digandrungi para petani karena menjanjikan keuntungan. Pepaya California memiliki keunggulan tersendiri. Buahnya lebih manis, tahan lama, dan bisa dipanen lebih cepat dibandingkan pepaya varietas lain.

Syarat tumbuh
Tanaman dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi 700-1000 mdpl, curah hujan 1000-2000 mm/tahun, suhu udara optimum 22-26 derajat C dan kelembaban udara sekitar 40% dan angin yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan. Tanah subur, gembur, mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah yang ideal adalah netral dengan pH 6-7.

Pembibitan
Persyaratan Bibit/Benih
Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh. Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.

Penyiapan Benih
  • Kebutuhan benih per hektar 60 gram (± 2000 tanaman). Benih direndam dalam larutan ATONIK 2 cc/liter selama 1-2 jam, ditiriskan dan ditebari Natural GLIO kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan
  • Teknik Penyemaian Benih; Benih dimasukkan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam; Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan ke kebun.
  • Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian; Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan) dengan jarak 5 – 10 cm. Biji tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam. Semprotkan Atonik dicampur EM4 sesuai dosis anjuran interval 1 minggu sekali.
  • Pemindahan Bibit; Bibit-bibit yang sudah dewasa, sekitar umur 2 – 2,5 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.
Pengolahan Media Tanam
  • Persiapan; Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan digemburkan.
  • Pembentukan Bedengan; Bentuk bedengan berukuran lebar 200 – 250 cm, tinggi 20 – 30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm.; Buat lubang ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m.
  • Pengapuran; Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi pupuk yang matang, perlu ditambah ± 1 kg Dolomit dan biarkan 1-2 minggu.
  • Pemupukan; Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 10 kg pupuk kandang yang telah matang dicampur dengan PUPUK PETRO ORGANIK 5 kg ditambah NPK 2 ons.
Teknik Penanaman
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm, yang digali secara berbaris. Biarkan lubang-lubang kosong agar memperoleh cukup sinar matahari. Setelah itu lubang-lubang diisi dengan tanah yang telah dicampuri dengan pupuk kandang 2 – 3 blek. Jika pupuk kandang tidak tersedia dapat dipakai EM4 dengan cara disiramkan ke lubang tanam dosis 1 sendok makan/10 lt air sebelum tanam. Lubang – lubang yang ditutupi gundukan tanah yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah mengendap. Setelah itu baru lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut di atas dibuat 1-2 bulan penanaman.
Apabila biji ditanam langsung ke kebun, maka lubang – lubang pertanaman harus digali terlebih dahulu. Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ± 5 bulan sebelum musim hujan.

Cara Penanaman
Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman yang jantan dan betina atau berkelamin dua.

Pemeliharaan Tanaman

  • Penjarangan dan Penyulaman; Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.
  • Penyiangan; Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
  • Pembubunan; Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan pendangiran tanah. Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
  • Pemupukan; Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban tanah.
Cara pemberian pupuk :
  • Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar
  • Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl
  • Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gram TSP, 50 gram KCl
  • Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA, 60 gram Urea, 75 gram TSP, dan 75 gram KCl
  • Siramkan EM4ke lubang tanam dengan dosis 1 sendok makan/10 liter air setiap 1-2 bulan sekali. Lakukan penyemprotan campuran insetisida,fungisida, ZPT dan Pupud Daun dengan dosis dsesuai anjuran setiap 1-2 minggu sekali setelah tanam sampai umur 2-3 bulan
  • Setelah umur 3 bulan semprot dengan POC NASA 3 – 4 tutup ditambah HORMONIK dosis 1 – 2 tutup / tangki
  • Penyemprotan hati-hati pada saat berbunga agar tidak kena bunga yang mekar atau lebih aman bisa disiramkan
Pengairan dan Penyiraman
Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disirami.
Hama dan Penyakit
Kutu tanaman (Aphid sp., Tungau). Badan halus panjang 2 – 3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki panjang. Kutu dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut.
Pengendalian : semprot dengan Natural BVR atau PESTONA secara bergantian
Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, rebah semai, busuk buah, leher akar, pangkal batang dan nematoda.
Penyakit mati bujang disebabkan oleh jamur Phytophthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya. Cara pencegahan: perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase serta sebarkan Natural GLIO ke lubang tanam, sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita.
Nematoda. Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati. Pengendalian : Siramkan PESTONA ke lubang tanam

Panen dan Pasca Panen
Ciri dan Umur Panen
Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 7,5 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.
Cara Panen
Panen dilakukan dengan berbagai macam cara, pada umumnya panen/pemetikan dilakukan dengan menggunakan “songgo” (berupa bambu yang pada ujungnya berbentuk setengah kerucut yang berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak jatuh pada saat dipetik). Periode Panen; Panen dilakukan setiap 4 hari sekali.

Budidaya Kacang Panjang Dan Cara Menanamnya


kacang panjang dengan batang jagung sebagai ajirnya
Setelah kita dapat menentukan lahan atau kebun untuk budidaya kacang panjang langkah selanjutnya membersihkan lahan dari tanaman-tanaman lain, seperti rumput, gulma atau sisa-sisa tanaman lain yang pernah ditanam ditempat tersebut.

Pembersihan rumput sebelum menanam kacang panjang biasanya dilakukan menggunakan alat manual seperti cangkul atau menggunakan mesin traktor. Supaya sisa tanaman tersebut tidak dipakai sarang penyakit maka sebaiknya dibakar. Bisa juga proses pembersihan rumput atau gulma ini dengan cara kimiawi yaitu dengan memberikan roundup, Actril DS, Satrunin 500/50 EC, dan Paracol.

Setelah pembersihan selanjutnya lakukan penjangkulan tanah atau penggemburan, dengan pencangkulan ini supaya tanah yang ada didalam supaya tidak memadat dan terangin-anginkan untuk menghilangkan racun. Setelah selesai biarkan tanah selama 1 minggu.

Setelah 1 minggu lakukan penyisiran tanah sekaligus dilakukan pengapuran, apabila tanah memiliki pH kurang dari 5,5, karena tanah untuk media tanaman kacang panjang harus memiliki keasaman (pH) antara 5,5-6,5. Setelah selesai pengapuran maka biarkann tanah terangin-angin selama 1 minggu.

Tahap selanjutnya pembuatan bedengan, fungsi pembuatan bedengan ini yaitu :
  • untuk tempat penanaman;
  • memudahkan peresapan air hujan maupun air pengairan;
  • memudahkan pemeliharaan tanaman dan;
  • memudahkan pemanenan.
Lebar bedengan untuk system penanaman dua jalur berukuran 100 cm-120 cm, sedangkan untuk penanaman satu jalur lebarnya 60-70 cm. Tinggi bedengan untuk tanaman kacang dilahan kering (tegalan) yaitu 20 cm, sedangkan untuk lahan bekas sawah, tinggi bedengan 30 cm. dan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi luas lahan yang ada. Dan untuk lebar parit 40 cm.

Pemberian pupuk dasar
  • Selain pengolahan tanah juga perlu pemberian pupuk alam, seperti pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau. 
  • Pemberian pupuk dasar ini dilakukan satu minggu sebelum penanaman. 
  • Biasanya pemberian pupuk ini berbarengan pada saat pembuatan bedengan.
Tahapan selanjutnya sebelum penanaman kacang panjang yaitu sterilisasi tanah.
  • Sterilisasi dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan pestisida, misalnya Basamid 3G lebih efektif karena dapat memberantas ulat tanah, cacing tanah, gulma, dan cendawan. 
  • Tujuan dari sterilisasi ini untuk mengurangi hama dan penyakit 
  • Biasanya dilakukan berbarengan dengan pemupukan dasar.
Bisa digunakan pemasangan mulsa plastik hitam perak.
Ada beberapa hal positif yang didapat tanaman kacang apabila menggunakan mulsa plastic hitam perak (mulsa plastik hitam perak merupakan mulsa plastik yang memiliki dua permukaan yang berbeda, yakni permukaan satu berwarna hitam dan permukaan yang lain berwarna perak. Kedua warna permukaan tersebut memiliki sifat atau fungsi yang berbeda pula) yaitu :
  • Permukaan yang berwarna perak berfungsi memantulkan sinar ultra violet matahari yang dapat merubah iklim mikro di sekitar tanaman. Pemantulan cahaya matahari tersebut juga akan membantu menyempurnakan proses fotosintesis tanaman sehingga pertumbuhan tanaman dapat lebih sempurna dan hasil panennya pun lebih tinggi.
  • Selain itu, pantulan sinar ultraviolet tersebut juga dapat mengusir kutu daun sehingga dapat mencegah tanaman kacang panjang terserang kutu daun maupun penyakit virus yang ditularkan oleh kutu.
  • Sedangkan permukaan plastik yang berwarna hitam berfungsi menekan pertumbuhan rumput, gulma, serta cendawan di dalam tanah. Kedua permukaan plastik memiliki fungsi yang berbeda, maka untuk pemasangannya jangan sampai keliru.

Pengadaan Benih
Tanaman kacang panjang diperbanyak dengan biji, maka untuk membudidayakan kacang panjang yang ditanam adalah bijinya. Untuk mendapatkan benih kacang panjang yang siap tanam bisa kita beli di toko-toko penyedia benih atau dengan pembibitan sendiri.

Untuk penanaman benih bisa langsung ditanam di lahan yang sudah ditentukan, namun, sebaiknya sebelum penanam dilakukan seleksi terlebih dahulu agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, seperti;
  • Biji utuh tidak cacat, luka, atau pecah, 
  • Biji yang dipilih seragam, 
  • Biji berwarna mulus mengkilap dan tidak ada noda apapun pada mata bijinya, 
  • Biji tidak terserang hama dan penyakit, 
  • Biji bersih dari kotoran, 
  • Biji murni tidak tercampur dengan varietas lain, 
  • Biji tidak keriput dan 
  • Biji bentuknya normal.

Penentuan waktu tanam 
Waktu tanam kacang panjang yang tepat ialah pada musim kemarau, kenapa harus musim kemarau?
Karena menanan pada musim kemarau memberikan hasil yang lebih baik dibanding musim penghujan, hal itu disebabkan :
  • Iklim atau cuaca pada pada musim kemarau sangat menunjang untuk pertumbuhan benih dan pertumbuhan tanaman selanjutnya. 
  • Sedangkan pada musim penghujan cuaca sangat lembab, suhu udara cukup dingin, dan intensitas sinar matahari sangat rendah. 
  • Selain itu pada musim hujan sering terjadi gangguan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Maka lebih baik penanam dilakukan awal musim kemarau ata akhir musim hujan.

Jarak tanam untuk tanaman kacang panjang adalah :
  • 50 cm x 50 cm, 
  • 45 cm x 50 cm, 
  • 50 cm x 60 cm, dan 
  • 50 cm x 30 cm 
Tergantung dari varietas yang akan ditanam, misalnya :
  • varietas putih super dan hijau super, jarak tanam yang digunakan 50 cm x 50 cm
  • varietas biji hitam jarak tanam yang digunakan 45 cm x 50 cm, 
  • varietas lurik super dan varietas merah putih super, jarak tanamnya 50 cm x 60 cm. 
  • varietas local, jarak tanamnyanya 50 cm x 30 cm atau 40 cm x 60 cm.
Pengairan 
Sebaiknya diberikan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu udara dan terik matahari rendah, sehingga lebih efektif karena proses evapotranspirasi (penguapan air tanah dan air tanaman ) berlangsung lamban.

Pemupukan 
Pemupukan pada tanaman kacang panjang bertujuan untuk pemberikan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Jenis pupuk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap unsur hara makro dan unsur hara mikro adalah pupuk organik, yaitu: pupuk kandang, kompos, dan pupuk hijau. Dan pupuk anorganik, yaitu: urea, SP-36, KCl, dan pupuk daun.

Pemasangan lanjaran 
  • Untuk menegakkan tanaman kacang panjang perlu diberi ajir/lanjaran yaitu :
  • Lanjaran untuk tanaman kacang bisa berupa bambu yang dibelah-belah dengan ukuran 4 cm dan panjang 2 m.
  • Pemasangan lanjaran dilakukan pada saat tanaman sudah mencapai ketinggian 20 cm. 
  • Cara memasang lanjaran dilakukan dengan cara menancapkan lanjaran sedalam kira-kira 20 cm, dengan jarak sekitar 25 cm dari pinggir bedengan dan dekat dengan batang tanam.

Tahap selanjutnya adalah pemangkasan terhadap batang dan daun, 
  • Pemangkasan terhadap batang dan daun ini bertujuan supaya tanaman terangsang untuk pembentukan cabang baru agar tanaman dapat berbuah lebih banyak
  • Pemangkasan pada pucuk batang tanaman ini hanya dilakukan sekali ketika tanaman telah berumur 25 hari setelah tanam.

Cara Penyemaian Cabai Rawit dengan Polybag


Dibanding dengan bedengan tanah, penyemaian dengan polybag ini lebih menguntungkan, mengurangi resiko kematian bibit muda yang akan dipindahkan ke Polybag besar. Pengunaan polybag untuk pesemaian dipilih yang ukuran lebih kecil ukuran 10 cm, lebar 4-6 cm dan tebal 0.5 mm atau kita pilih ukuran besar seperti untuk pemindahan akhir. Polybag yang kita dipasaran biasanya sudh ada lubang aerasi, lubang pengairan. Bila masih kurang banyak di tambah lubang di sekliling polybag.

Polybag yang akan dijadikan tempat pesemaian kita siapkan, masukkan tanah subur, kompos yang banyak mengandung humus. Lebih bagus lagi tanah kompos / humus kita ayak untuk menghilangkan kotoran atau terlalu besar butiran tanah. Kedalam media itu juga ditambahkan 150 gr TSP atau NPK 80 gr NPK serta 75 gram Pestisida (bisa menggunakan Furadan, Petrofur, Indofuran, Curater, dll)

Untuk langkah selanjutnya biarkan polybag 2 -3 hari, untuk meratakan tanah di polybag atau dengan digoyang goyang/diangkat angkat agar kerapatan media tanam terjadi.Biasanya media tanam akan menyusut beberapa cm setelah disiram. Basahi Polybag dengan menyiram air kemedia tanam 1-2 gayung, dengan slang sampai air hampir jenuh.

Benih Cabai dapat disemaikan dalam polybag , untuk polybag besar disa diberi lobang dengan tongkat kecil sedalm 0.5 cm, masukkan biji cabai ataur jaraknya sekitar 3-5 cm. Jumlah benih antara 10-15. Lubang tanaman, khusus pakai polybag ukuran lebih kecil, 4-6 benih per polybag.

Cara Menyemai Benih Cabai Rawit


Persemaian
  1. Siapkan 3-5 lembar tissue di sebuah nampan kemudian basahi dengan air secukupnya,
  2. kemudian teberkan benih/biji cabe di atas kertas tissue tersebut, 
  3. kemudian taruh ditempat lembab, usahakan agar tissue tetap kering dalam keadaan lembab. 
  4. Biarkan selama 3-4 hari atau sampai benih berkecambah.
  5. Pindahkan benih yang sudah berkecambah ke tray penyemaian atau polybag kecil, dengan memberikan tiap lubang satu benih. 
  6. Kemudian ditaruh ditempat yang terlindung dari hujan langsung selama 4-5 minggu.
1. Memilih benih yang baik
Budidaya Cabe Rawit diawali dengan pemilihan benih. Pemilihan benih merupakan langkah awal yang sangat penting. Karena bila kita memilih benih yang tidak baik, tentu saja hasilnya pun tidak baik pula. Bibit atau benih cabe harus sudah tersedia terlebih dahulu sebelum kita mulai mengerjakan lahan. Benih cabe rawit dapat diperoleh dari toko pertanian setempat baik berupa varietas lokal, OP maupun hibrida.

Pemilihan benih lokal, OP maupun hibrida tergantung pada petani itu sendiri. Namun akan lebih bagus dan lebih prima hasilnya bila kita menggunakan benih hibrida atau OP yang unggul yang ada dipasaran. Mengapa? Pengalaman telah menunjukkan bahwa hasil produksi benih hibrida atau veritas OP yang unggul jauh lebih baik dibandingkan varietas lokal. Tidak hanya dari hasil saja, keunggulan cabe rawit unggul dan hibrida dapat dilihat dari vigor, kesaragaman tanaman serta ketahanannya terhadap penyakit yang menunjukkan hasil yang lebih baik. Untuk jenis OP, kita dapat memilih benih cabe rawit seperti varietas Cakra Hijau atau juga Cakra Putih. Khusus untuk Cakra Hijau, dari pengalaman yang pernah kami dapat menun-jukkan bahwa cabe rawit ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi, lebih tahan dari gangguan hama dan penyakit, serta dapat dipanen pada umur 80-90 hari setelah tanam. Pertimbangan pemilihan varietas Cakra Hijau juga dipengaruhi oleh cukup banyaknya peminat cabe rawit ini

2. Cara Membeli
Benih Cabai Rawit untuk mudahnya tersedia di toko-toko pertanian seperti toko saprotan. Dengan beberapa macam merk dagang seperti Tanindo, Panah Merah, dengan membeli ditempat kios pertanian yang resmi. Diharapkan kita dapat mendapatkan benih yang berkualitas unggul sesuai label, untuk beli ditoko yang harus diperhatikan tanggal kadaluwarsa dari kemasan benih. Biasanya sudah ada tanggal produksi, tanggal berlakunya masa tumbuh itu. Diharapkan kita membeli 2 bulan sebelum berakhir masa pertumbuhan optimal.

Selain membeli di kios kita juga dapat membeli dengan Petani Cabai yang telah berhasil menanam. Benih dari petani juga dapat dipakai dengan memperhatikan syarat-syarat benih, apabila kita membeli dari petani diperlukan sortasi untuk memisahkan benih yang berisi, bernas. Sortasi benih dilakukan debngan cara dimasukkan kedalam air, aduk beberapa saat, yang padat tenggelam dan yang ringan akan timbul atau mengapung. Kita akan memilih benih yang berat sebagai benih unggul.

Selain membeli benih ditoko pertanian, ditempat petani. Kita dapat membeli bibit siap tanam, umumnya bibit siap tanam tidak diperdagang untuk jarak jauh, disebabkan bibit akan mati dalam perjalanan. Karena bibit siap tanam tidak dikemas wadah / media tanah yang cukup untuk beberapa hari. Di Kalsel sudah tersedia bibit siap tanam yang diperjualkan dengan tempat khusus, sehingga bisa dibawa dalam perjalanan jauh asalkan disiram. Para hobies atau mereka yang ingin menanam bibit Cabai secepat mungkin, tidak mau menunggu lama membibitkan sendiri. Bagi hobies yang mau cepat membeli Cabai yang sudah ada di Polybag dan menunggu beberapa minggu, panen. Merawat mudah, tidak usah lama lama.

3. Membuat sendiri
Sebelum kita melakukan membuat sendiri benih Cabai, ada yang harus diperhatikan

Syarat buah Cabai rawit untuk benih
Selain persyaratan berat biji , calon benih juga harus memiliki ciri fisik yang meyakinkan seperti bentuk, ukuran dan warna calon benih harus seragam, permukaan kulitnya bersih tidak keriput dan tidak cacat, serta warna kulit cerah. Adapun syarat buah dari pohon induknya untuk diambil bijinya sebagai berikut :
  • Buah dipetik dari cabang tanaman yang terbawah, karena biasanya benih akan lebih cepat tumbuh setelah disemaikan
  • Buah sudah benar-benar masak dan kulit luarnya tampak mengkilap
  • Ukuran lebih besar dari ukuran normal, sekita panjang 3.5 cm (Cabai Rawit Putih dan 2.5-3.0 Cabai Rawit Hijau)
  • Buah bersih tanpa berbintik dan tidak terkena hama, penyakit.
  • Pertumbuhan batang, cabang, ranting, dan daunnya subur
  • Tanaman tidak etrserang hama dan penyakit
  • Umur minimal 7-8 bulan, karena produksi buahnya sudah mencapai maksimal
  • Tanaman sebaiknya berbuah lebat
Mendapatkan benih dari kebun sendiri , atau tanaman yang kita milki, kita tentu bias beli Cabai Rawit di pasar sayuran yang menjual buah Cabai Rawit. Bila kita mempunyai sedikit pengetahuan memilah memilih sendiri cabai yang ada dijual ibu ibu / bapak. Sesampai dirumah kita sortir sesuai ketentuan persyaratan diatas. Memang untuk Tanaman asal kita tidak tahu, apakah berumur sudah cukup tua, muda. Pengetahuan yang kita memiliki menentukan keberhasilan bertanam Cabai Rawit.

Cara Budidaya Tomat


Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini bisa tumbuh optimal pada kisaran suhu 20-27oC dengan curah hujan sekitar 750-1250 mg per tahun. Budidaya tomat bisa dilakukan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, tergantung dari varietasnya. Secara umum tomat tumbuh pada ketinggian 1-1500 m dpl. Namun budidaya tomat di dataran tinggi biasanya lebih produktif dibanding dataran rendah.

Dewasa ini terdapat lebih dari 400 varietas tomat yang ditanam secara global. Ada varietas yang hanya cocok di dataran tinggi seperti berlian, mutiara dan kada. Ada yang cocok di dataran rendah seperti varietas intan, ratna dan CLN. Ada juga yang bisa ditanam baik di dataran tinggi maupun rendah, seperti GH2 dan GH4.

Memilih benih tomat
Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Kebun yang berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya.

Langkah membuat benih tomat sendiri sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). Setelah itu keringkan dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril.

Penyemaian benih tomat
Sebelum ditanam secara luas, benih tomat sebaiknya disemaikan dahulu sampai memiliki daun dan batang yang cukup kuat. Penyemaian hendaknya dilakukan di atas media yang terpisah dengan penanaman masal. 

Untuk budidaya tomat, sebaiknya pilih media persemaian dengan ploybag. Hal ini untuk mengurangi resiko tanaman stres ketika dipindahkan. Namun persemaianpolybag ini biayanya relatif lebih mahal. Apabila Anda memilih persemaian bedeng, hendaknya hati-hati saat mencabut dan memindahkan bibit. Lamanya penyemaian sampai tanaman siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.

Tips untuk persemaian bedengan :
  1. Buat larikan (garis) diatas media persemaian dengan jarak antar larik 5 cm dan kedalaman larik 1 cm.
  2. Taburkan benih dalam larikan, jangan sampai bertumpuk-tumpuk, sebaiknya jarak antar benih 2-3 cm. 
  3. Kemudian tutup larikan dengan tanah dan siram secukupnya. 
Metode pemindahan bibit bisa dilakukan dengan dua cara ;
  1. Pertama dengan pencabutan, sebelum benih dicabut siram dengan air untuk melunakan media sehingga akar tidak putus ketika ditarik. 
  2. Kedua, cara putar yaitu mengambil tanaman dengan tanah disekitarnya.
Persiapan tanam
  • Tomat tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah terlalu asam (<5,5), tambahkan dolomit atau kapur pertanian. Manfaat pengapuran selain menaikan pH tanah juga untuk memperbaiki struktur tanah. Dosisnya harus disesuaikan dengan tingkat pH tanah masing-masing.
  • Bajak atau cangkul tanah hingga gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30 cm, lebar 1 meter dan pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm. Kemudian diamkan tanah kira-kira satu minggu.
  • Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk memperkaya kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP secukupnya (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk budidaya tomat organik, jangan ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-kira 30-40 ton per hektar.
  • Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik, penutupan dengan mulsa sangat berguna terutama pada musim kemarau. Mulsa plastik berguna untuk mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan gulma dan agar buah tomat tetap bersih tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali tanah selama satu minggu sebelum ditanami.
Penanaman bibit tomat
  • Pertama-tama buat lubang tanam pada mulsa dengan diameter 5-7 cm. Dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang tanam, jarak antar lajur sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam satu lajur 40-50 cm, kedalaman lubang tanam kira-kira 5-7 cm.
  • Setelah itu masukkan bibit siap tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybagatau pot, lepas terlebih dahulu wadahnya lalu masukkan semua media tanam tanpa mencabut akar tanaman. Kemudian tutup dan ratakan dengan tanah sekitar. Untuk bibit yang ditanam di persemaian bedeng, masukkan tanaman kemudian timbun dengan tanah bekas galian lubang. Ratakan dan siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.
  • Pemeliharaan dan perawatan
Tanaman tomat cukup sensitif dan perlu perawatan yang intensif. Tanaman ini sangat rentan terhadap hama dan penyakit, terutama yang ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan penting apabila kita hendak melakukan budidaya tomat:
  1. Penyulaman: Penyulaman berfungsi untuk mengganti tanaman yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah karena cuaca. Penyulaman dilakukan setelah seminggu tomat ditanam. Cabut tanaman yang terlihat tidak sehat (kuning/layu) atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.
  2. Penyiangan: Penyiangan dalam budidaya tomat biasanya dilakukan 3-4 kali selama musim tanam. Pada areal tanam yang ditutup mulsa penyiangan bisa lebih jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat gulma yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman, karena tanaman harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Selain itu gulma juga mengundang hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman utama.
  3. Pemangkasan: Pemangkasan pada tanaman tomat dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus segera agar tidak tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda bisa dilakukan dengan tangan. Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan pisau atau gunting. Untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa dipotong. Pemotongan ujung tanaman dilakukan setelah terlihat jumlah dompolan buah sekitar 5-7 buah.
  4. Pemupukan tambahan: Pada budidaya tomat organik, semprotkan pupuk organik cair yang mempunyai kandungan kalium tinggi pada saat tanaman akan berbunga dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa dilakukan setiap minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi 2%. Selain itu, kita bisa menambahkan pupuk kandang atau kompos setelah tanaman berumur 2-3 minggu dengan dosis satu gengam tangan per tanaman. Untuk budidaya tomat non-organik, pada usia satu minggu berikan campuran urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 sebanyak 1-2 gram per tanaman. Kemudian setelah umur 2-3 minggu berikan kembali urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 minggu tanaman masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per tanaman. Perhatikan, pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai tanaman karena bisa melukai tanaman tersebut. Berikan jarak 5-7 cm dari tanaman.
  5. Penyiraman dan pengairan: Tanaman tomat tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun jangan sampai kekurangan. Kelebihan air dalam budidaya tomat membuat pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi akan menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan bisa menyebabkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan. Kekeringan yang panjang bisa menyebabkan kerontokan bunga. Penyiraman hendaknya disesuaikan dengan kondisi cuaca. Bila curah hujan cukup relatif tidak perlu lagi penyiraman. Justru yang harus diperbaiki adalah saluran drainase agar air tidak menggenang disekitar areat tanaman. Pada musim kemarau, penyiraman bisa dilakukan pada pagi hari. Cegah jangan sampai tanah retak-retak kekeringan.
  6. Pemasangan lanjeran: Pemasangan lanjeran atau ajir bertujuan sebagai tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh. Lanjeran dibuat dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lanjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20 cm dari tanaman. Lenjeran bisa dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan dengan lanjeran lain yang berdekatan. Pengikatan ujung berguna untuk memperkokoh posisi lanjeran. Pemasangan lanjaran hendaknya sedini mungkin untuk mencegah luka pada akar tanaman akibat penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya belum menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan tertancap kecil. Luka pada akar yang diakibatkan tusukan lanjeran bisa menghambat pertumbuhan dan mengundang penyakit. Pemasangan lanjeran dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10-15 cm. Ikatkan tanaman tomat dengan tali plastik pada lanjeran. Model ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 agar batang tomat tidak terluka karena bergesekan dengan tiang lanjeran. Ikatan hendaknya jangan terlalu kuat agar tidak menghambat pembesaran batang. Setelah itu, setiap tanaman bertambah tinggi 20 cm ikatkan batang tanaman dengan tali plastik pada lanjeran.
Pengendalian hama dan penyakit
Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila, hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida. Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya menggunakan pestisida yang alami.

Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja. Karena manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama dan penyakit akan tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif berbeda.

Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.
Pemanenan budidaya tomat

Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun menguning dan bagian batang mengering.

Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di Indonesia produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah tertentu bisa mencapai 25-30 ton per hektar.

Menanam Tomat dengan metode yang unik



Menanam tomat di tanah, polibag, atau pot sudah umum dilakukan, tapi metode yang satu ini, tergolong unik, karena tanaman tomat di tanam dengan cara terbalik. Potnya digantung, dan tanaman tomatnya menjuntai kebawah melalui lubang yang ada dibawah pot. Metode ini, di luar negeri dikenal sebagai “Upside Down Methods”.

Secara teori, ide ini didasari dari penggunaan gaya gravitasi untuk memacu pertumbuhan tanaman tomat, karena biasanya gaya gravitasi ini melawan perkembangan tanaman tomat. Batang tanaman tomat umumnya kecil, dan kurang kuat, sehingga butuh kita buatkan penyangga (ajir). Dengan metode ini, kita tidak perlu lagi melakukan itu.
Disamping itu, karena bantuan gaya gravitasi ini, nutrisi yang kita siramkan ke media tanam akan turun kebawah dengan mudah, dan langsung bida menuju ke akar dari tanaman tomat.

Keuntungan ketika menanam tomat dengan metode terbalik
  • Hemat tempat : Sangat tepat ketika kita hanya memiliki lahan yang sempit. Kita bisa menggantung tanaman ini di balkon, atau diatas carport di halaman rumah.
  • Tidak Perlu Penyangga/ajir : Tidak perlu lagi membuat penyangga (ajir), dan sudah tidak perlu lagi sering sering melihat tanaman tomat (karena kita tidak ingin dahan bahkan buah sampai menjuntai ke tanah).
  • Mengurangi kemungkinan terserang hama : Kebanyakan hama perusak bahkan penyakit menular melalui tanah. Dengan metode ini, tanaman tomat tidak langsung bersentuhan dengan tanah, maka ancaman penyakit akan lebih kecil.
  • Lebih mudah dalam perawatan : Ketika tanaman tomat tumbuh terbalik, kita akan lebih mudah untuk merawatnya. Melihat daun, buah, memangkas dan lain sebagainya akan jauh lebih mudah.
  • Sirkulasi udara lebih baik : Dengan metode terbalik ini, udara akan lebih mudah bersirkulasi. Udara akan lebih mudah mengalir melalui dahan dahan tomat, sehingga bisa mencegah pertumbuhan jamur (karena tidak lembab lagi), dan juga bisa membantu proses penyerbukan.
  • Mudah dipindah : Kita akan lebih mudah menggeser dan memindah tanaman tomat. Misal kita ingin memindah tanaman ke tempat yang mempunyai sinar matahari lebih banyak.
  • Lebih sehat bagi kita : Bagi kita yang menanam, dengan menggunakan metode ini, sudah tidak ada lagi kegiatan “jongkok” ketika merawat tanaman kita. Bertanam sudah tidak kotor lagi.
Seperti pada umumnya, semua hal ada sisi baik, ada sisi buruk. Menanam tomat dengan metode terbalik juga ada beberapa kerugiannya, antara lain :
  • Air : Dengan metode ini, air akan lebih cepat menguap. Media tanam akan lebih cepat kering jika dibandingkan dengan metode konvensional. Sehingga kita perlu sering-sering menyiramnya.
  • Penyakit : Karena (mungkin) kita terlalu sering menyiram (tidak ingin kekeringan), air sering mengalir dan menetes mengenai daun dan buah tomat. Hal ini juga bisa menyebabkan tanaman tomato tidak sehat dan terserang penyakit.
  • Becek : Karena air menetes ketika proses penyiraman, seringkali meninggalkan genangan air (becek) di bawah tanaman tomat yang kita gantung.
  • Terbatas : Satu pot hanya bisa digunakan satu tanaman saja.
  • Repot : Ketika proses seting di awal, cukup merepotkan. Karena perlu menyiapkan gantungan, dan juga repot ketika memasukkan tanaman di pot yang akan digantung.
  • Kurang indah : Tanaman tomat ini tetap akan berusaha untuk berdiri tegak melawan gravitasi. Sehingga akan terlihat beberapa cabang yang melengkung ke atas. Ini akan mengurangi keindahan (bagi sebagian orang).

Cara Budidaya Cacing Sutra


Cacing sutera (Tubifex), sering juga disebut cacing rambut atau cacing darah merupakan cacing kecil seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm, dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik.

Cacing rambut merupakan salah satu alternatif pakan alami yang dapat dipilih untuk memberi makan ikan yang anda pelihara, terutama pada saat fase larva hingga benih ataupun untuk ikan hias anda karena memiliki kandungan nutrisi yang baik dan cenderung seimbang dan sangat bagus untuk pertumbuhan ikan.

Di dalam tubuh cacing sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak, yang oleh karena itu merupakan pakan yang baik untuk ikan, tidak terkecuali ikan yang dipelihara manusia seperti lele atau ikan hias.

Cacing sutera biasanya diperoleh dengan cara menambang/mengambilnya dari sungai. Kegiatan penambangan ada yang dilakukan dengan cara menyelam. Apabila seorang penyelam menemukan koloni cacing sutera di dasar sungai, maka koloni cacing tersebut akan ditambang (diangkat) dari dasar sungai. Namun apabila penyelam tidak menemukan koloni cacing sutera di dasar sungai yang diselami, maka dia akan berpindah ke lokasi lain, yang jaraknya bisa beberapa kilometer dari lokasi semula.

Kegiatan penyelaman/pengambilan cacing tersebut dilakoni karena nilai ekonomi cacing sutera yang cukup menjanjikan. Harga cacing sutera berkisar antara Rp. 5. 000,00 sampai Rp. 7.000,00 per satu kaleng kecil (250 ml/kaleng susu).

Kini banyak upayayang dilakukan untuk mengembangkan budidaya cacing sutera di daratan. Dengan budidaya tersebut diharapkan mempermudah pengguna cacing sutera, setidaknya tidak perlu lagi menyelam ke dasar sungai yang pekat yang dalamnya mencapai 7 m bahkan lebih.

Pengembangan budidaya cacing sutera saat ini sudah banyak dilakukan. Teknik budidaya cacing sutera secara umum dapat dilakukan pada media lumpur yang dicampur dengan kotaran ayam dan bekatul. Bibit cacing sutera yang diperoleh dari alam ditanamkan ke dalam media tersebut setelah dikarantina terlebih dahulu untuk menghilangkan bakteri patogen yang dibawa dari habitat asalnya. Sebelum ditanami cacing sutera, media difermentasi terlebih dahulu dengan direndam air selama lebih kurang 3 hari. Selama proses budidaya, media dialiri air dengan debit sekitar 3 liter per detik. Panen cacing sutera dapat dilakukan seminggu sampai dua minggu setelah ditanam. Jika dibiarkan terlalu lama, maka jumlah cacing sutera akan berkurang kembali, karena secara alami terjadi persaingan antar-cacing itu sendiri.

Hasil produksi dari budidaya cacing sutera mencapai dua kali lebih banyak dibandingkan di habitat aslinya. Apabila budidaya dilakukan di pinggir sungai, maka produksi akan lebih banyak lagi. Dengan demikian budidaya cacing sutera yang sudah mulai diperkenalkan saat ini bisa meningkatkan penghasilan, mengingat permintaan cacing sutera masih cukup tinggi.

Apabila hasil budidaya cacing sutera kita mencapai 200 kaleng per minggu. Kalau harganya Rp. 5000,00 per kaleng, maka penghasilan kita bisa mencapai Rp. 1 juta per minggu. Jumlah penghasilan yang tidak bisa dikatakan kecil untuk ukuran masyarakat saat ini.

A. Cacing Sutera untuk Budidaya Ikan Hias

Cacing sutera di toko-toko tempat penjualan ikan hias kadang kala kosong, mungkin karena stok di pembudidaya belum ada. Anda jangan khawatir dan pasrah dengan keadaan, cobalah mandiri dan mulailah budidaya cacing sutera dari sekarang.

Budidaya cacing sutera sangat bermanfaat untuk ikan hias, salah satunya ikan cupang. Budidaya cacing suterasangat mudah dan gampang, tidak repot dalam pemeliharaan, serta pakan cacing yang relatif murah bila anda beli.Budidaya cacing sutera adalah solusi untuk lebih irit biaya dan mudah mendapatkanya ketimbang anda beli yang belum tentu ada.

Dengan mengkonsumsi cacing sutera ini ditambah dengan suplemen makanan ikan menjadikan ikan cupang indah warnanya dan sehat. Manfaat cacing sutera untuk ikan cupang lumayan banyak diantaranya memperkokoh ekor dan membuat mental ikan cupang anda lebih berani. Maka dari itu cacing suteraselain bisa dikonsumsi juga sangat penting bila dijadikan makananikan cupang. Dan tak ada salahnya jika kita membuka budidaya cacing suterakarena tidak terlalu repot untuk pengelolaannya. Apa yang harus diperhatikan dapat kita simak pada wacana berikut ini.

B. Habitat(Tempat Hidup)

Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0-4 cm.Seperti hewan air lain maka air memegang peranan penting buat kelangsungan hidup cacing ini. Parameterair yangoptimal untuk Budidaya cacing sutra adalah:
  • pH : 5,5 -8,0
  • Suhu : 25 – 28 C
  • DO(oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm
  • Amoniak : <3,6
Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas.
Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur.

Berikut teknik budidaya cacing sutra :

1.Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.

2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.

3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.

Cara pembuatan pupuknya :
  • Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
  • Siapkan bakteri EM4 untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Cari di toko pertanian atau toko peternakan atau balai peternakan.
  • Aktifkan/Kembangkan dulu bakterinya.
Caranya:
  •  ¼ sendok makan gula pasir dan 4ml EM4 masukkan dalam 300ml air terus diamkan kurang lebih 2 jam.
  • Campur cairan itu ke 10kg kotoran ayam yang dah di jemur tadi, aduk hingga rata.
  • Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari
Mengapa harus difermentasi?

Karena dengan fermetasi maka kandungan N-organik dan C-organik bakal naik sampai 2 kalilipat

4. Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik

6. Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra
Cacing sutra atau cacing rambut memang telah sejak lama dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pakan ikan. Harga jual yang relatif tinggi, membuat bisnis cacing sutra cukup banyak dilirik orang.

Namun sayangnya, tidak banyak orang yang memahami teknis pembudidayaan cacing sutra ini. Berikut tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing sutra:
  • Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm.
  • Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur. Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolamdibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
  • Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet)dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik.Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjangsekitar 15 cm.
  • Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan danbenda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
  • Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggapbanyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
  • Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dantidak terdapat lumpur yang keras.
  • Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semuabagian.
  • Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudiansebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
  • Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuaipanjang pipa pembuangan.
  • Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
  • Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
  • Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalambaskom agar gumpalannya buyar.
  • Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruhpermukaan kolam secara merata.
  • Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.
Selain hal tersebut diatas, ada beberapahal yang penting untuk anda perhatikandalam budidaya cacing sutera antara lain sebagai berikut:
  • Wadah budidaya dapat berupa parit beton atau wadah yang dilapisi plastik, lebar 0,5 meter.
  • Pakan cacing sutra bisa berupa campuran kotoran ayam segar 50% dan lumpur kolam 50%. Tinggi media 5 cm.
  • Pemupukan ulang dilakukan dengan menambahkan kotoran ayam sebanyak 9% dari volume awal, dilakukan setiap minggu.
  • Media dialiri air irigasi, dengan debit air 900 ml/menit.
  • Benih cacing rambut ditebar sehari sesudah media kultur dialiri air, yaitu sebanyak 2 gram/ m2.
7. Makanan Cacing Sutra
Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga butuh makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.

8. Panen
  • Panen cacing sutera dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut bisa dipanen setiap dua minggusekali.
  • Cara pemanenan cacing suteradengan menggunakan serokhalus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira-kira 1 cm diatas media budidaya agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan.
  • Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30-50 gram/m2 per dua minggu.
  • Untuk mendapatkan cacing rambut yang cukup dan berkesinambungan, panjang parit perlu dirancang sesuai dengan keperluan setiap harinya.